Langsung ke konten utama

Uji angka kuman udara dan lantai Rumah Sakit Paru Respira

Uji angka kuman udara dan lantai Rumah Sakit Paru Respira

Udara  merupakan  komponen penting pernafasan untuk kelangsungan  hidup  manusia  dan berbagai  mahluk  hidup  yang  lain. Komposisi  kimiawi,  biologis,  dan  fisik udara berpengaruh terhadap Udara kualitas yang lebih langsung pernapasan. banyak elektromagnetik,  dan  gelombang mikro (microwave) mempengaruhi dapat kesejahteraan manusia.  Udara  yang  menyelimuti bumi  terdiri  dari  sekitar  78% nitrogen,  21%  oksigen,  0,9%  argon, 0,03%  karbon  dioksida,  dan sejumlah  kecil  gas-gas  lain  seperti neon,  helium,  dan  metana.(1) kontaminan  berbagai  bahan  seperti nitrogen, gelombang Rumah  sakit  merupakan  unit pelayanan  medis  yang  sangat kompleks.  Kompleksitasnya  tidak hanya  dari  segi  jenis  dan  macam penyakit  yang  harus  memperoleh perhatian  dari  para  dokter  untuk menegakkan diagnosis dan menentukan  terapinya,  namun  juga adanya  berbagai  macam  peralatan medis  dari  yang  sederhana  hingga yang  modern  dan  canggih.  Hal  ini yang merupakan kompleksitas sebuah  rumah  sakit  adalah  adanya sejumlah orang yang  secara bersamaan  berada  di  rumah  sakit sehingga  rumah  sakit  menjadi sebuah  gedung  pertemuan  sejumlah orang  secara  serempak,  berinteraksi langsung  ataupun  tidak  langsung yang mempunyai kepentingan dengan  penderita  yang  dirawat dirumah  sakit.  Dari  gambaran kondisi  tersebut,  jelas  sulit  dan  sukar untuk  mencegah  penyakit  infeksi, khususnya  mencegah  terjadinya cross  infection  atau  infeksi  silang. Kondisi  ini  dapat  diperparah  lagi  bila sanitasi  rumah  sakit  tidak  terjaga dengan  baik.(2) Sebanyak  dua  juta  infeksi nosokomial  juga  terjadi  di  Amerika serikat.  Data  yang  disajikan  oleh Central  for  disease  Control  (CDC) menunjukkan  sekitar  5%  pasien memiliki gejala klinis infeksi nosokomial  akut,  8%  kronis,  dan 70%  post-operatif.  Sumber  infeksi nosokomial  yang  paling  utama diantaranya  adalah  infeksi  saluran kemih,  saluran  nafas  bawah,  infeksi luka operasi, dan  septikimia primer.(3)  Adanya  infeksi  nosokomial menjadi  perhatian  karena  pada tahun  1980,  infesksi  tersebut menjangkau  9%  dari  variasi  3-21  % dan  terdapat  18%  dari  pasien  yang terkena infeksi nosokomial menderita  lebih  dari  1  jenis  penyakit, terutama  yang  kronis.(4)  Penelitian yang  dilakukan  Achmad  Arifin  di  11 rumah  sakit  di  DKI  Jakarta  pada tahun  2004  menunjukkan  bahwa 9,8%  pasien  rawat  inap  mendapat infeksi  yang  baru  selama  dirawat. Pasien  bedah  merupakan  pasien yang  mempunyai  resiko  tinggi  untuk mendapatkan  infeksi  nosokomial, lebih-lebih  apabila  dirawat  di  rumah sakit yang tingkat hygiene lingkungan  rumah  sakit  belum sesuai  yang  dipersyaratkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selayang Pandang Mengenai Rumah Sakit Respira Jogja

Selamat pagi, Sugeng enjang masyarakat Yogya dan sekitarnya, ada kabar gembira bahwa sekarang telah resmi dibuka rumah sakit khusus paru pertama di Yogyakarta yaitu Rumah Sakit paru "RESPIRA”. Dilihat dari namanya 'RESPIRA" berasal dari kata respiratory yang berarti pernapasan, jadi rumah sakit ini memang di khususkan untuk menjadi rujukan dalam penanganan penyakit paru dan pernapasan spesialistik dan komprehensif. Rumah Sakit Paru Respira bukanlah layanan kesehatan paru yang baru bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, tetapi rumah sakit ini merupakan perkembangan dari Balai Pengobatan penyakit paru-paru (BP4) Unit Bantul Yogyakarta, yang lebih dikenal dengan sebutan Samalo palbapang. Rumah sakit ini berlokasi di Jl. Panembahan senopati palbapang No.4 Bantul, sekitar 12 km arah Selatan Kota Yogyakarta. Sejarah BP4 Yogyakarta Awal berdirinya tahun 1950, BP4 Yogyakarta bernama Lembaga Pemberantasan Penyakit Paru-Paru (LP4) Kementerian Kesehatan Rl, yang mempunyai tuga

Desinfeksi dan Sterilisasi Rumah Sakit

A. Pengertian Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 31 / 50 1. Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan/atau menghilangkan kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang melalui disinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi. 2. Disinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/menghilangkan jumlah mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi. 3. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi. B. Persyaratan 1. Suhu pada disinfeksi secara fisik dengan air panas untuk peralatan sanitasi 80° C dalam waktu 45-60 detik, sedangkan untuk peralatan memasak 80° C dalam waktu 1 menit. 2. Disinfektan harus memenuhi kriteria tidak merusak peralatan maupun orang, disinfektan mempunyai efek sebagai deterjen dan efektif dalam waktu yang relatif singkat, tidak terpengaruh oleh kesadahan air atau keberadaan sabun dan protein yang mu

Pelayanan Rumah Sakit Paru Respira